AKSI PERLAWANAN MASYARAKAT JOGJAKARTA

AKSI PERLAWANAN MASYARAKAT JOGJAKARTA DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK RAKYAT “JOGJA ORA DI DOL”






Disusun Oleh :

Yosi Mutiara Pertiwi (13513175)



Universitas Islam Indonesia
Daerah Istimewa Yogyakarta
2015




KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahirabbil Alamin. Puji syukur pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmatnya dan karunianya akhirnya tugas Makalah Pendidikan Pancasila yang bermateri tentang Implementasi Nilai-Nilai Pancasila yang terkandung dalam konteks berbangsa, bernegara, bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari ini dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang di harapkan.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Pancasila, juga bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme bagi setiap pembacanya.
Saya, penulis menyadari bahwa buku panduan ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat saya harapkan demi sempurnanya penulisan tugas ini.     












                                                                                 Jogjakarta,  08 April 2015         


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Sudah tidak asing lagi bagi telinga kita bersama ketika mendengar kata “Pancasila”. 1 kata yang sudah diajarkan sejak mengijak pendidikan dasar sampai pada jenjang perguruan tinggi pun “Pancasila” akan dijadikan mata pelajaran ataupun mata kuliah yang wajib dipelajari.
            Pancasila merupaakan landasan negara. Ideologi bangsa Indonesia dalam berkehidupan berbangsa bernegara juga bermasyarakat. Dalam setiap butir-butir nilai pancasila mencerminkan itu semua. Implementasi nilai tersebutlah yang harus dilaksanakan oleh warga negara Indonesia. Ironisnya, saat ini nilai-nilai tersebut hanya dimplementasikan dalam kertas teori-teori maupun tugas suatu institusi pendidikan.
            Jogja Istimewa. Tentunya warga Indonesia pun sudah sering melihat dan mendengar kata-kata tersebut. Jogjakarta memang istimewa. Sepaket dengan senyum sapa salam dan snatu masyarakatnya. Selaras dengan kebudayaannya yang sangat kental disetiap sudut sisi daerahnya. Seiring dengan kesederhanaannya yang menjadikannya istimewa. Sayangnya itu semua hanya cerita kemarin. Jogjakarta saat ini sudah sangat pada dengan hiruk pikuk permasalahan. Dimulai dari tata ruang perkotaan yang tidak lagi menjadikan Jogjkarata yang sederhana, aman dan nyaman. Gedung perhotelan dan mall banyak menjulang tinggi. Menggusur lahan permukiman juga ladang usaha masyarakatnya.  Selain itu para wakil rakyat kini semakin semena-mena dengan posisinya. Indonesia dipenuhi dengan kasus korupsi, penyelewengan kebijaksanaan.
Jelaslah Indonesai masih lemah dan implementasi Pancasila itu sendiri.  Sebagaimana sila keempat pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan”. Seharusnya Negara memilki kekuatan hukum yang ketat agar para pemimpin negara tidak sewenang—sewenang emnggunakan kekuasaannya. Kini masyarakat Jogjakarta mulai memberontak, mempertanyakan bagaimana demokrasi Indonesia yang berdaulat atas asas demokrasi kerakyatan. Dari rakyat, untuk rakyat dan demi rakyat. Inilah salahsatu aksi dimana implementasi pancasila bukan lagi hanya sebatas teori dalam aksi “Jogja Ora di Dol”.
B. Rumusan Masalah
1). Apa makna yang terkandung dalam Pancasila?
2). Apa implementasi dari sila ke-4 Pancasila bagi Indonesia?
3). Apa penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4?
4). Apa itu “Jogja Ora di Dol” ?
5). Bagaimana kondisi Jogjakarta saat ini?

C.         Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, selain itu dengan penyusunan makalah ini juga merupakan sebagai suatu cara untuk meningkatkan dan mengembalikan kesatuan dan cinta tanah air.

D.        Manfaat
1). Memahami makna Pancasila
2). Mengetahui dan menjalankan implementasi dari makna yang terkandung dalam sila ke-4 Pancasila.
3). Mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4 dalam Pancasila di Negara Indonesia.
4). Mengetahui makna dari “Jogja ora di Dol”
5). Mengetahui konidisi Jogjakarta saat ini
6). Mengembalikan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.














BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah bergeser dari fungsinya. Pancasila hanya dijadikan serangkaian kata-kata yang hanya akan terus menerus dipelajari dijenjang masa pendidikan dan dilupakan saat mulai bekerja. Terlebih pekerjaan yang mengatasnamakan pengabdian negara.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Tertulis didalamnya butir-butir pancasila. Hal ini berarti bahwa Pancasila adalah cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara, atau pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan bunyi pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Sesuai dengan ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Berikut 36 butir-butir Pancasila/Eka Prasetia Panca Karsa.
Secara umum pemaknaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dinilai sebagai berikut:
1.         Ketuhanan Yang Maha Esa
a.         Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
b.       Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d.        Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2.        Kemanusiaan yang adil dan beradab
a.         Tidak membeda-bedakan setiap mausia baik itu dari suku, ras maupu perbedaan 
 warna kulit
b.         Tidak semena-mena terhadap orang lain.
c.         Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
d.         Berani membela yang benar demi keadilan.
3.        Persatuan Indonesia
a.         Menekan rasa egoisme dan saling menhargai ketika ada perbedaan pendapat
b.         Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
c.         Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
d.         Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4.        Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
a.         Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b.         Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c.         Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
5.        Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a.         Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
b.         Bersikap adil.
c.         Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d.        Menghormati hak-hak orang lain.
Indonesia saat ini.
Adapun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebagai berikut:
1.      Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam hukum.
2.      Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada pemerintah.
3.      Korupsi Kolusi dan Nepotisme merajalela di Indonesia.
4.      Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
5.      Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama atau masyarakat.
Penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4. Pada saat ini,Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah semakin tergeser dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi ini.  Ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap landasan/dasar Negara dan hukum yang ada di Indonesia ini.  Hal ini menunjukkan implementasi nilai Pancasila masih lemah di Indonesia.


forum.detik.com

“Menyikapi berbagai perkembangan negatif di Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti; tata kota yang semrawut, pertumbuhan hotel dan mall tanpa diimbangi ruang publik dan pembangunan pemukiman pro rakyat, transportasi publik yang sangat minim dan tidak tertata dengan baik, teror sampah visual dalam bentuk advertising outdoor di ruang publik, berbagai kasus premanisme dan kekerasan dengan kedok agama yang anti kebhinekaan, dll. Kami, Jogja Hip Hop Foundation, yang telah menyanyikan lagu Jogja Istimewa untuk mempersatukan perjuangan warga Yogyakarta, juga sebagai kolektif hip hop yang sudah mendapatkan penghargaan sebagai Duta Nagari Ngayogyokarto Hadhiningrat, dengan ini kami menyatakan beberapa pernyataan yang tuntutan;
1.         Menuntut seluruh penyelenggara pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menciptakan daerahnya sebagai rumah yang memanusiakan manusianya, sebagaimana tercermin dalam semangat Hamemayu Hayuning Bhawana, dengan berbagai kebijakan nyata yang melindungi seluruh warganya secara jasmani dan rohani.
2.         Menuntut dicanangkannya strategi kebudayaan beserta berbagai kebijakan nyata untuk mebawa Daerah Istimewa Yogyakarta yang siap menghadapi tantangan perubahan jaman tanpa kehilangan karakter dan budi pekerti luhur yang bersumber dari nilai-nilai tradisi-kebudayaannya.
3.         Menuntut seluruh penyelenggara pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berdialog dengan warga dan mereka yang memiliki kompetensi di bidangya untuk menentukan arah pembangunan yang manusiawi.
Demikian pernyataan sikap ini kami susun sebagai ekspresi kami sebagai warga yang mencintai Yogyakarta dengan sepenuh jiwa dan raga.

Yogyakarta, 20 Juni 2014
00:00 WIB
Jogja Hip Hop Foundation

Berikut merupakan bentuk perlawanan masyarakat Jogjakarta atas pembangunan yang semena-mena. Jogja Ora di Dol pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang tingggal di daerah istimewa ini. Teramat disayangkan, Jogja kini telah banyak mengalami perubahan yang berdampak pada masyarakatnya.
Perubahan yang terjadi ini kibat bergesernya nilai Pancasila butir ke 4. Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia. Seharusnya nilai demokrasi yang dimilikinya berasakan kerakayatan. Dari rakyat, untuk rakyat dan demi rakyat. Pembangunan yang luarbiasa semrawutnya ini merampas banyak hak masyarakat. Tata kota Jgjakarta kini berantakan, pasokan air bersih semakin menipis, ladang usaha masyarakat kecil banyak digusur demi kepentingan pribadi.
Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” . Hal ini lah yang sedang diperjuangkan masyarakat Jogjakarta. Secara terang-terangan warga Jogjakarta menolak pembangunan yang tiada habisnya. Akan tetapi permusyawaratan belum juga dilaksanakan. Kembali, suara rakyat tidak didengar.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri. Sudah seharusnya pembangunan suatu daerah guna menunjang masyarakatnya. Yang terjadi di Jogjakarat justru sebaliknya. Banyak masyarakat Jogjakarta yang terusik akan pembangunan tersebut. Sudah seharusnya setiap apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam demokrasi.

Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 secara lebih mendalam terkait kasus Jogja Ora di Dol:

1.     Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Pengembalian fungsi demokrsi yang sesunggunya. Masyarakat mencoba membukakan mata, bahwa emangunan besar-besaran di Jogjakarta ini semakin alam justru memudarkan keistimewaan dari Jogjakarta itu sendiri.
 2.    Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan tindakan bersama. Sudah seharusnya suara rakyat didengar. Pengambilan keputusan yang berimpas bagi khalayak banyak sudah seharusnya dikaji dengan benar. Masyarakat telah mempercayakan para pemimpinya namun yang terjadi banyak kesewenang-wenangan. Musyawarah harus kembali dibudayakan.


            Jangan salahkan masyarakat yang memberontak. Sudah terlalu lama Indonesia mengimplementasikan nilai Pancasila hanya pada kertas-kertas tugas dan ujian dari matakuliah Pancasila. Tetapi yang terjadi di Jogjakarta ini memilukan. Masyarakat bergerak karena adanya penyelewengan yang terlalu lama dibiarkan berlangsung. Semoga kedepannya Indonesia mampu mengimplementasikan nilai Pancasila tanpa ada yang harus dikorbankan terlebih dahulu.

Komentar

Postingan Populer