Hati-Hati Provokasi
Waktu aku bilang ke suami, kalau aku mau mengembalikan laman blogku. Respon pertamanya adalah:
"Iya baguslah, hati-hati jangan kena provokasi, abaikan aja kalau ada yang senggol-senggol lagi."
Aku tertawa sendiri membaca chatnya.
Provokasi. Hahaha.
Dia paham betul aku istrinya seringkali overthinking karena hal-hal yang gak perlu.
Sekarang saatnya melepaskan belenggu.
Aku juga tidak mau terikat amarah terpendam.
Saatnya lebih jujur kepada diri sendiri.
Saatnya tutup buku dari cerita yang sudah terlalu berantakan alurnya.
Sesuai permintaan suamiku, semua cerita, berita dan luka kemarin tidak akan pernah bisa mengusikku lagi.
Hidup kita mungkin tidak sempurna, banyak salah dan kekurangan, tapi kita baik-baik saja. Kita cukup dan melengkapi bagi satu sama lain. Prosesi akad hampir 6 tahun yang lalu itu adalah bentuk keseriusan dengan Yang Maha Esa, ia bentuk perjanjian luarbiasa kuat dan sakral. Masa iya harus terusik hanya karena komentar oranglain? 🫶
Kita yang rasakan, kita yang jalani, kita yang bersabar dan bersyukur untuk setiap prosesnya.
Komentar
Posting Komentar