Extra Ordinary Love

Depok, 16 Februari 2019
Dana Suryo
#YukngajiDepok

Cinta itu fitrahnya indah. Hal ini terbuktikan dimana Rasul sakaratul maut, saking cintanya beliau pada kita umatnya, Rasul meminta kita diberikan syafaat di hari akhir. Ini bukti cinta itu indah dan seharusnya memberikan energi yang positif.

Cinta itu datangnya dari Allah.  Apa buktinya? 

 1. Cinta itu merupakan salahsatu asmaul husna-Nya yaitu Al Wadud yang berarti "Sang Maha Cinta." Berbeda dengan Ar Rahman yang berarti Maha Pengasih dan Ar Rahim  Maha Penyayang. Seringkali ketiganya disalah artikan. Adapun perbedaan dan penjelasan lebih lanjutnya:
  • Ar Rahman itu Allah Maha Pengasih, siapapun orangnya, baik bertaqwa atau lalai, semua Allah kasih.
  • Ar Rahim berarti Maha Penyayang. Hal ini ditujukan untuk orang-orang yang beriman maka Allah akan menyayanginya.
  • Lalu apa itu Al Wadud? Al Wadud berarti Maha Cinta, cinta kepada hamba-hambanya. Sehingga Allah turunkan kebaikan dan keberkahan kepada hambanya yang beramal karena Allah semata.
 2. Terdapat pada Q.S Maryam : 96, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang (cinta)."

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dalam bahasa Indonesia sering kali cinta, suka, kasih dan sayang dianggap sana. Dana Suryo selaku pembicara menjelaskan  perbedaan diantara mereka sebagai berikut:
  • Cinta : Bentuk perasaan yang datang dari Allah (fitrah)
  • Suka : Pelampiasan, yaitu bentuk sikap dan perbuatan seseorang
  • Kasih : Pelampiasan dengan selalu mengusahakan memberikan yang terbaik untuk orang tersebut
  • Sayang : Pelampiasan keinginan menjaga
Sesuatu yang datangnya dari Allah pasti baik, pasti tidak akan menyakiti. Namun kenyataanya seringkali cinta berkaitan dengan sakit hati. Coba ditelusuri lagi apa benar-benar cinta? Karena cinta sebagai perasaan yang datang dari Allah, tidak akan menyakiti. Namun bila melakukan tidak sesuai dengan jalan yang Allah ridhoi, pelampiasan cinta Nya dilakukan dengan hal-hal yang tidak baik.

Maka bila merasa jatuh cinta, taruh hati tetap pada Allah. Sebelum akad, jangan menggunakan perasaan terlebih dahulu. Islam tidak pernah melarang jatuh cinta, kembali lagi cinta datangnya dari Allah SWT. Yang dibatasi oleh Islam ada pelampiasan rasa cintanya. Sebab kita hidup ini bagaikan berlomba di sirkuit balap, keluar dari syariat Islam, maka tidak akan selamat. Bukankah Allah juga telah mengatakan dalam "Fastabiqul Khairat" yaitu "Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan."

Perlu dipahami terlebih dahulu. Hati kita hanya bisa menyimpan 1 cinta yang dominan. Bila dijalankan dengan hal yang melenceng, bukankah hal-hal itu bisa menganggu kekhusyukan kita dalam shalat? Apa semangat mendatangi kajian meningkat? Apa doa-doa yang kita panjatkan jauh lebih meresapinya?

Adapun tanda-tanda menurun drastisnya cinta kita kepada Allah dan rasulNya adalaaaaah Shalat gak khusyuk

Sebagaimana tafsir Q.S At Taubat: 24 yaitu "Jika dunia telah engkau cintai dibanding Allah dan rasulNya, maka tunggulah hingga saatnya sampai Allah menunjukan dan mendatangkan keputusanNya (contohnya rasa sakit hati dan putus cinta)." Sesungguhnya keputusanNya itu merupakan bentuk cinta Allah agar kita kembali. 

Tafsir tersebut masih memiliki lanjutan dimana "Jika dengan peringatan ini masih juga belum bisa membawa kalian kembali, masih melawan. Maka Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang fasik."

Oleh sebab itu sudah seharusnya, "Cinta kepada Allah dan rasul menjadi dasar segala cinta lainnya." Lantas selanjutnya kita dalam menjalani kehidupan, akan mencintai dan membenci hanya karena Allah saja. 

Lantas bagaimana cara melampiaskan cinta sesuai syariat Islam? Bagaimana bila belum siap menikah baik secara materil maupun morilnya?
  1. Tahan perasaan tersebut, jangan biarkan dia mengambil alih dirimu.
  2. Jangan menolak rasa, syukuri adanya karena ia merupakan fitrah dan bentuk perasaan yang datangnya dari Allah langsung. Rasa itu sebuah anugerah.
  3. Segera mengadu pada Sang Pemilik Hati. Ungkapkan segala keluh kesah dan resahnya hati
  4. Percayakan hati pada Allah. Biar Allah yang mengatur. Yakin saja pada ketetapanNya.
  5. Sibukkan diri dengan terus mendekat pada Allah. Istikharah dan buktikan bahwa kita berhak mendapatkan yang terbaik. Mengapa harus istikharah? Karena seseorang yang sedang jatuh cinta itu sulit berpikiran objektif, kembalikan lagi, tanyakan lagi kepada Allah atas perasaan yang ada. Allah Maha Mengetahui.
  6. Bila merasa setelah istikharah ada pertanda, ada sinyal bahwa memang kita telah siap, meminta bantuan kepada yang mengerti, bisa juga dengan mengungkapkan perasaan (untuk perempuan bila sudah didatangi) maka nyatakan kepada penghubung taaruf dan tentunya orangtua.
  7. Ingat, tidak penting siapa orangnya, yang terpenting Allah ridho. (Seringkali terkadang dibuat ragu ketika sudah ada yang datang bertamu, tawar menawar  seseorangnya).
  8. Membenci dan mencinta hanya karena Allah saja.
Dalam sesi ini ada pertanyaan mengenai cinta dalam diam. Berapa lama cinta dalam diam bisa disimpan?

Dana Suryo kemudian menjabarkan bagaimana kisah Khadijah denga baginda Nabi, dimana Khadijah adalah perempuan pintar, perempuan yang menyadari perasaan cintanya, kemudian ia menahan dahulu perasaannya, mendekati Allah hingga ia yakin dan merasa siap untuk menikah, beliau mengutarakan rasa cintanya tersebut.

Adapun tanda-tanda seseorang siap menikah itu (bagi perempuan):
  1. Sudah mengetahui dan memahami bagaimana menjadi istri yang baik.
  2. Paham sekali bagaiman seharusnya menjadi muslimah yang baik.
  3. Sudah bisa menentukan bagaimana cara menjadi (mendidik) keluarga yang Islami.
Hal-hal diatas tentunya dengan berkaca diri. Sudahkah mendekat kepada Allah? Sudah menjadikan Allah SWT yang utama?

Maka tetaplah jatuh cinta dalam diam sampai dengan merasa siap untuk menikah.

Pertanyaan selanjutnya mengenai tahapan-tahapan taaruf. Beliau menjabarkan proses taaruf bisa dilakukan dengan:
  1. Persiapkan diri dengan misalnya mengikuti kajian pra nikah, sehingga bisa mendapatkan kriteria pasangan yang baik dan yang disukai oleh Allah SWT.
  2. Cek kembali pasangan atau seseorang yang kita sukai, kita ajak taaruf dan sejenisnya apakah sudah sesuai dengan kriteria pasangan yang baik menurut Allah?
  3. Bila sudah yakin dan mantap maka ajukan proposal taaruf yang tentunya dengan menuliskan visi misi pernikahan kemudian bertukar CV.

Maka bila dirangkumkan secara singkat isi dari acara ini adalah:
  • Rasa cinta itu datangnya dari Allah SWT
  • Cinta kepada Allah  yang utama
  • Keep on the track (sesuai syariat Islam)
Mudah-mudahan apa-apa yang ditulis bisa menjadi pengingat bagi diri sendiri dan ada syafaat dan hikmahnya bagi yang membaca. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan, atau kurang tepat, lebih dan kurangnya adalah dari saya selaku pendengar dan penulis kembali. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. :)









Komentar

Postingan Populer