Kehidupan Pasca Kampus
Maha Besar Allah dengan segala kekuasaanNya.
Satu per satu list yang harus dicapai ditahun 2017 ini mulai memiliki mark nya. Iya satu persatu di checklist.
Betapa beruntungnya aku yang sampai detik ini masih terus merasa dibimbing. Sejak pengerjaan skripsi sampai sekarang tinggal menunggu wisuda. Sempat bingung jejakan langkah dan karir kemana pasca kampus. Dijalani dengan "yaudah jalani aja". Sering kali ditanya habis ini lanjut apa kerja? Ah serius baik lanjut ataupun kerja gak semudah kalian bertanya
Kalau mau lanjut masih ada banyak serentetan kualifikasi diri yang harus dipenuhi, masih harus test ini dan itu. Begitu juga dengan pilihan untuk bekerja. Lowongan kerja memang ada, dan mungkin dimana-mana tapi yang kualifikasi kita masuk, sesuai belum tentu ada. Belum lagi ketika menemukan yang sesuai masih banyak tahapan baik itu test tulis, interview, mini discuss ah kalau dipikirin aja sih pusing. Terus gimana dong? Ya balik lagi ke tadi. Dijalani aja dulu hehe.
Kehidupan pasca kampus memang lebih santai, tapi buat aku sih lebih tertekan dari biasanya. Banyak kepikiran terlebih juga ada tuntutan pastinya dari sekitar. Menjadi seseorang dengan gelar dibelakang nama terlihat menyenangkan, tapi tanggungjawab moral nya yang berat.
Saat sudah memastikan diri untuk turun ke dunia kerja. Kemudian dihadapkan dengan realita, mengejar pengalaman atau mengejar materiil?
Aku gak menyalahkan pilihan keduanya. Kenyataannya, tuntutan dan beban hidup setiap orang berbeda. Ada yang harus segera menafkahi sekolah juga kuliah adiknya. Ada yang harus segera menyambung kehidupan setelah orangtuanya pensiun. Ada juga yang masih memiliki waktu dan materi untuk mencari pengalaman seluas-luasnya, dengan ikut banyak NGO misalnya, memilih mengabdikan diri dulu kepada masyarakat.
Lagi lagi kuasaNya luarbiasa.
Setelah berpuluh-puluh lamaran kerja dikirim dan belum ada yang bersambut (re: panggilan untuk interview dan tahapan selanjutnya) yasudah lagi lagi saya pilih "jalani aja dulu". Diiringi dengan dhuha dan tahajud kalau bisa, kalau gak bisa? Ayo biasakan!
Eh kan sukanya kemana-mana pembahasan belum tuntas pun haha.
Baiklah lanjut lagi, pagi itu tanpa ada CV yang dikirim, tanpa ada surat lamaran yang dikirim ada telfon untuk bergabung dalam tim kerja proyek. Aku terdiam. Aku bingung. Aku terkejut. Seneng sih tapi bingung. Lebih banyak mikir, "Emang aku udah siap kerja nih? proyek banget nih? Kerjaannya kayak nubes lagi nih? Asli lah?"
Iya namanya manusia suka aneh. Minta kerja. Dikasih kerja malah bingung sama takut. Akhirnya udahlah temuin dulu yang menawarkan proyek, bicarakan lebih detailnya.
Disini. Kembali dibuat gamang. Seperti aku bilang diatas. Milih kerja, apalagi untuk fresh graduate ini ya pilihannya diantara cari pengalaman dulu atau emang langsung kejar materiil?
Akhirnya aku bertanya kepada senior yang lebih mengerti. Bertanya kepada orangtua, mengenai izin dan akomodasi diawal hidup. Juga setelah istikharah yang masih juga bingung dan ragu. Akhirnya nekat. Bismillah dijalani.
Lihat? Bagaimana kuasa Allah bekerja?
Aku sejak selesai sidang tidak pernah terpikir sama sekali akan tinggal lebih lama di kota istimewa ini, Jogjakarta. Bahkan saat aku pamit dari Karawang ke Jogjakarta terkait PKM, papap sempat meminta aku tinggal dirumah lebih lama dan aku menjawab "Habis lulus juga kan pulang adek, lama juga nanti tuh ketemu terus kan sambil nunggu kerja" dna ternyata sekarang aku sehabis lulus tidak akan pulang ke rumah. Pap, apa dari awal aku kembali ke Jogjakarta dirimu sudah ada feeling tersebut?
Kalau diingat ingat. Aku sendiri merupakan pribadi yang amat sangat bosanan. Jenuh dengan rutinitas. Terasa jelas sat menjalani Kerja Praktik kemarin. Rasanya begitu melelahkan setiap hari dengan rutinitas itu-itu saja, juga yang ditemui orang yang itu-itu saja. Sebagian teman bilang aku adalah manusia yang paling tidak bisa diam, maunya loncat loncat dari satu tempat ke tempat lain. Padahal aslinya aku juga suka banget ko leyeh leyeh dikasur. Pelukable banget guling tuh.
Ada yang belakangan aku pahami. Mungkinkah ini jalannya? Aku yang tidak terbiasa dan bosanan pada akhirnya diberi jalan untuk mencicipi dunia lapangan, dunia tulis menulis, dunia yang kalau dipikir saat ini ya memang passionku. Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Bisa jadi. Kerjaan ini tidak berlangsung seterusnya. Bukan menjadi bidang keahlianku, tetapi akan menjadi pelajaran luarbiasa agar aku bersyukur dan tahan bekerja dalam kubikel yang disebut kantor. Bisa jadi juga memang nantinya aku bergelut didunia ini.
Entah tidak ada yang tahu masa depan. Yang bisa aku lakukan saat ini adalah do the best. Ikhtiar terus, sambil cari cara menyambung hidup.
Sempat ditentang dengan ayah tapi akhirnya melunak juga dengan kata-kata ibu "Biar saja dia belajar bertahan hidup, belajar menyambung hidup dengan kemampuannya yang dia bisa. Kalau dia tidak dilepas, tidak akan pernah belajar dan tidak akan pernah bisa. Kita mendukung dari belakang. Jangan dilarang, bisa jadi ini memang jalannya."
Ah ibu bapak papap mamah. Maaf, anakmu merantau lebih lama lagi. Baktiku kuusahakan sebaik mungkin.
Jadi inti tulisan ini apa? Ya aku ingin mengingat terlebih kepada diri sendiri kalau nantinya di tengah jalan merasa tidak sanggup dan putus asa. Aku juga ingin barangkali ada yang membaca dan lagi gelisah juga dengan kehidupan pasca kampusnya. Percayalah pada kekuatan "doa dan jalani saja" biar, biar Tuhan biar Ia yang membimbingmu.
Welcome to the jungle sarjana!
Segera putuskan akan lanjut kuliah , kerja atau nikah? hayo haha
Segera putuskan akan lanjut kuliah , kerja atau nikah? hayo haha
**nb: ditulis ditengah kepanikan deadline PKM dan rasa tidak sabar ingin segera memakai toga wkwk.
Komentar
Posting Komentar